Dukung Pembangunan Papua, Tokoh Adat-Masyarakat Skouw Sae Sepakat Jaga Persatuan

Redaksi
11 Nov 2025 19:45
3 menit membaca

Papua – Sejumlah tokoh adat dan pemuka masyarakat Kampung Skouw Sae menggelar kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan yang bertujuan meningkatkan persatuan dan kesatuan di Kampung sebagai fondasi pembangunan di Papua, sekaligus menerima bantuan sosial dari presiden Prabowo Subianto, Jumat (7/11/2025).

Sosialisasi ini dihadiri oleh masyarakat kampung dan dipimpin oleh para tokoh adat kampung digelar di kediaman Keondoafian Kampung Skouw Sae, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Jumat (7/11/2025).

David Donny Lomo, Ondoafi Kampung Skouw Sae, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya menumbuhkan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap tanah air.

“Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari komitmen kita sebagai masyarakat adat untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan yang dimulai dari kampung,” ujar David.

Ia menekankan bahwa nilai-nilai nasionalisme tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus diwujudkan melalui tindakan nyata, termasuk mempererat solidaritas di antara masyarakat dan menjaga ketertiban lingkungan kampung.

“Anak-anak kita perlu belajar tentang nilai persatuan agar dapat bersatu untuk bersama membangun Tanah Papua menjadi lebih maju lagi,” kata David.

Ondoafi Skouw Sae ini mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung program pemerintah dan menjaga kampung tetap aman dan damai.

“Mari kita jadikan Kampung Tobati Enggros sebagai contoh kampung yang memiliki nilai persatuan dan kesatuan antar masyarakat, menjadi teladan bagi kampung-kampung lain di Papua,” ajaknya.

Edward Mutang, Kepala Suku Muttang Kampung Skouw Sae, mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa besar yang dipersatukan oleh Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, di atas segala perbedaan suku, agama, bahasa, dan adat istiadat.

“Wawasan kebangsaan bukan sekadar pengetahuan, tetapi juga cara pandang dan sikap hidup yang mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok,” tegas Edward.

Ia menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi saat ini, seperti penyebaran berita bohong (hoaks), perpecahan karena perbedaan pandangan, serta menurunnya semangat kebersamaan.

“Oleh karena itu, kegiatan seperti ini sangat penting untuk mengingatkan kita semua bahwa Indonesia akan kuat jika masyarakatnya bersatu,” ujarnya.

Edward menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan, mendukung pembangunan, dan menolak segala bentuk kekerasan atau paham yang memecah belah bangsa.

“Mari terus menjaga persaudaraan, memperkuat gotong royong, dan bersama-sama membangun daerah kita demi terwujudnya masyarakat Papua yang maju, mandiri, dan sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ajaknya.

Benyamin Retto, Kepala Suku Retto Kampung Skouw Sae, menyampaikan dukungannya terhadap upaya penguatan wawasan kebangsaan di tingkat kampung.

Ia menekankan bahwa persatuan dan kesatuan merupakan kunci utama dalam mempercepat pembangunan di Papua.

“Kami mendukung penuh kegiatan ini karena melalui persatuan, kita dapat mengatasi berbagai persoalan di kampung dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” kata Benyamin.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan yang telah menjadi warisan leluhur masyarakat Papua.

“Dengan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur ini, kita dapat memperkuat fondasi persatuan yang telah dibangun,” tambahnya.

Benyamin mengajak seluruh masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam program-program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan keamanan di kampung.

Aser Lanta, Togam Kampung Skouw Sae, turut menekankan pentingnya solidaritas masyarakat adat dalam menjaga keutuhan NKRI. Sebab menurutnya, masyarakat adat memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan di tingkat akar rumput.

“Sebagai masyarakat adat, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan dan menolak segala bentuk perpecahan,” ujar Aser.

Ia menyatakan dukungannya terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh para tokoh adat lainnya dalam memperkuat wawasan kebangsaan.

“Kegiatan seperti ini harus terus dilakukan secara konsisten agar nilai-nilai persatuan tertanam kuat dalam diri setiap warga kampung,” katanya.

Aser berharap agar semangat kebersamaan yang dibangun melalui kegiatan ini dapat terus terpelihara dan menjadi modal sosial dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.

“Mari kita wujudkan Papua yang damai, sejahtera, dan bersatu dalam kerangka NKRI. Persatuan dimulai dari kampung, dari kita semua,” pungkas Aser.(rd)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x